Bupati Lumajang Terus Bagikan Sepatu, Beri Semangat Anak-Anak Untuk Terus Sekolah
| Bupati Lumajang ketika memasangkan sepatu baru |
Hal itu dilakukan untuk memastikan tidak ada anak minder ke sekolah, karena memiliki sepatu jebol. Sehingga ini menjadi semangat mereka untuk terus mengenyam pendidikan dengan baik.
“Sepatu ini bukan sekadar alas kaki. Ini adalah simbol bahwa anak-anak kita layak mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai, dimulai dari hal-hal sederhana,” ujar Bupati Lumajang, Indah Amperawati, Rabu (10/9/2025).
Indah menjelaskan bahwa bagi sebagian anak di pelosok desa, sepasang sepatu bukan hanya perlengkapan sekolah, melainkan penopang rasa percaya diri. Alas kaki yang layak dapat menumbuhkan semangat untuk menimba ilmu tanpa terkendala rasa minder atau ketidaknyamanan.
Program bantuan ini merupakan bagian dari visi besar Pemkab Lumajang yang menempatkan pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan sumber daya manusia. Pemerintah daerah menyadari bahwa membangun fasilitas sekolah yang baik belum cukup; kebutuhan dasar siswa juga harus terpenuhi untuk menciptakan kenyamanan belajar.
“Investasi terbaik sebuah bangsa adalah pendidikan. Dan investasi itu bisa dimulai dari langkah kecil seperti ini, yang mampu menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri anak-anak kita,” imbuhnya.
Program bantuan sepatu ini juga sejalan dengan kebijakan nasional mengenai pemerataan akses pendidikan. Dengan memenuhi kebutuhan dasar siswa, pemerintah ingin memastikan seluruh anak di Lumajang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, tanpa terkendala kondisi ekonomi.
Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma, menegaskan bahwa keterbatasan perlengkapan sekolah tidak boleh menjadi penghalang bagi siswa kurang mampu dalam menempuh jenjang pendidikan.
“Tidak ada anak yang merasa tertinggal hanya karena keterbatasan perlengkapan sekolah. Pendidikan harus menjadi jembatan kesetaraan bagi semua anak di Lumajang,” tegasnya.
Kunjungan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi sarana berdialog langsung dengan para guru untuk mendengarkan aspirasi dan memahami kondisi di lapangan. Interaksi tersebut diharapkan dapat melahirkan kebijakan pendidikan yang lebih berpihak, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Di tengah arus perubahan zaman, perhatian terhadap kebutuhan sederhana seperti sepatu menjadi simbol komitmen pembangunan manusia. Sepasang sepatu hari ini bukan sekadar benda, melainkan pijakan awal menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Lumajang.