Pemkab Lumajang Canangkan PAD 1 Miliar di Kecamatan Pronojiwo
Wisata alam Air Terjun Tumpak Sewu |
Hal itu menjadi semangat baru Pemkab Lumajang, setelah mencanangkan raihan PAD 1 miliar setiap bulannya dari Kecamatan Pronojiwo.
Tholip Chiko, salahsatu pelaku wisata lokal menyebutkan potensi alam di Kecamatan Pronojiwo jika dikelola lebih terpadu dan inovatif, akan mampu menggenjot kunjungan wisatawan.
Karena bukan hanya terfokus pada satu lokasi destinasi wisata. Ada kawasan lavatur, taman bunga, dan atraksi pendukung lainnya.
"Dengan Tumpak Sewu saja sudah bisa menghasilkan 230 juta. Apalagi didukung dengan destinasi lainnya. Ini bukti wisata di Lumajang bisa menjadi penggerak ekono daerah," ungkap Tholip, Sabtu (6/9/2025).
Menurutnya, selama tahun 2022 kunjungan wisata asing hanya sekitar 4.611 orang dan tahun berikutnya melonjak sampai 26.539 orang.
Lonjakan kunjungan kembali melonjak hingga 74.429 orang di tahun 2024.
"Total kunjungan selama 6 bulan terakhir di angka 883.225 orang. 49.932 orang diantaranya wisatawan asing," jelasnya.
Sementara Bupati Lumajang, Indah Amperawati menyambut positif langkah yang ditempuh para pelaku wisata di Pronojiwo. Ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah daerah akan selalu mengiringi inisiatif pengembangan sektor ini.
“Potensi Pronojiwo luar biasa, dan kita harus mengelolanya dengan visi besar. Wisata tidak hanya menambah PAD, tetapi juga menjadi cara kita mengangkat martabat daerah dan membuka lapangan kerja. Saya yakin, dengan kerja sama yang solid, Pronojiwo bisa mendunia,” tegas Bunda Indah, sapaan bupati saat dikonfirmasi di sela kegiatannya.
Pemerintah daerah saat ini tengah mematangkan berbagai program untuk memperkuat konektivitas menuju kawasan wisata, termasuk perbaikan akses jalan dan penambahan fasilitas umum.
Selain itu, kerja sama dengan pelaku industri pariwisata skala nasional juga terus digalang agar Pronojiwo mendapat panggung lebih luas di pasar wisata domestik maupun mancanegara.
“Pronojiwo bukan hanya tentang keindahan alam, tapi tentang masa depan Lumajang. Jika semua bergerak bersama, Rp1 miliar per bulan bukan lagi sekadar angka, melainkan wujud nyata dari kerja keras kolektif,” pungkasnya.