OJK Kini Punya Buku Literasi Keuangan Elektronik untuk Pelajar SD dan SMP
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan modul e-learning buku literasi keuangan berbasis digital atau elektronik untuk pelajar tingkat SD dan SMP. Modul ini diharapkan bisa menjadi terobosan untuk menciptakan dan menggenjot literasi keuangan masyarakat Indonesia sejak dini.
"Ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan literasi keuangan pelajar dan juga untuk mempersiapkan generasi terbaik," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara dalam acara peluncuran, di Menara Radius Prawiro kompleks Bank Indonesia, Senin (21/5).
Modul e-learning tersebut diharapkan dapat lebih mendekatkan produk keuangan dan jasa keuangan kepada anak-anak. "Kita juga untuk mengajarkan pentingnya melakukan pengelolaan keuangan kepada anak-anak kita," ujarnya.
Dalam pandangan Tirta, pendidikan mengenai literasi keuangan perlu dilakukan sejak dini. Akan tetapi, anak-anak zaman sekarang kurang tertarik untuk belajar jika medianya tidak menarik. "Untuk menarik anak-anak yang masih sangat muda untuk mau belajar soal literasi keuangan, soal keuangan kita harus menyediakan pada mereka buku yang menarik."
Dia melanjutkan, pelajar merupakan generasi penerus yang akan membangun Indonesia di masa yang akan datang sehingga mereka perlu dipersiapkan dengan pengetahuan mengenai keuangan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
"Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pengembangan karakteristik, karakter anak bangsa yang rajin, disiplin dan tentunya hemat dan cermat. Dalam kehidupannya perlu dilakukan upaya pembinaan kepada para pelajar untuk membentuk karakter mereka dalam merencanakan kehidupan mereka ke depan termasuk dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan."
Tirta optimis, dengan bekal literasi keuangan sejak dini akan terjadi peningkatan pemahaman keuangan untuk para pelajar. Hal itu sangat penting karena anak muda tersebut nantinya akan menghadapi risiko dari produk keuangan yang lebih kompleks dari saat ini.
"Lebih kompleks daripada yang kita hadapi sekarang, daripada orang tuanya, karena masuknya era digital di sektor keuangan juga. Jadi, yang akan dihadapi akan sangat kompleks. Sekarang pun bagi orang tua, kita sudah sering menghadapi tawaran-tawaran yang masuk melalui gadget, apa saja termasuk tawaran untuk investasi. Ke depan, hal ini yang akan semakin Kompleks lagi."
Buku literasi keuangan tersebut sengaja dikemas dalam bentuk elektronik supaya lebih mudah diakses di mana saja dan kapan saja. "Kalau dalam bentuk buku kan susah distribusinya juga," katanya.(md.com)
"Ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan literasi keuangan pelajar dan juga untuk mempersiapkan generasi terbaik," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara dalam acara peluncuran, di Menara Radius Prawiro kompleks Bank Indonesia, Senin (21/5).
Modul e-learning tersebut diharapkan dapat lebih mendekatkan produk keuangan dan jasa keuangan kepada anak-anak. "Kita juga untuk mengajarkan pentingnya melakukan pengelolaan keuangan kepada anak-anak kita," ujarnya.
Dalam pandangan Tirta, pendidikan mengenai literasi keuangan perlu dilakukan sejak dini. Akan tetapi, anak-anak zaman sekarang kurang tertarik untuk belajar jika medianya tidak menarik. "Untuk menarik anak-anak yang masih sangat muda untuk mau belajar soal literasi keuangan, soal keuangan kita harus menyediakan pada mereka buku yang menarik."
Dia melanjutkan, pelajar merupakan generasi penerus yang akan membangun Indonesia di masa yang akan datang sehingga mereka perlu dipersiapkan dengan pengetahuan mengenai keuangan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
"Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pengembangan karakteristik, karakter anak bangsa yang rajin, disiplin dan tentunya hemat dan cermat. Dalam kehidupannya perlu dilakukan upaya pembinaan kepada para pelajar untuk membentuk karakter mereka dalam merencanakan kehidupan mereka ke depan termasuk dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan."
Tirta optimis, dengan bekal literasi keuangan sejak dini akan terjadi peningkatan pemahaman keuangan untuk para pelajar. Hal itu sangat penting karena anak muda tersebut nantinya akan menghadapi risiko dari produk keuangan yang lebih kompleks dari saat ini.
"Lebih kompleks daripada yang kita hadapi sekarang, daripada orang tuanya, karena masuknya era digital di sektor keuangan juga. Jadi, yang akan dihadapi akan sangat kompleks. Sekarang pun bagi orang tua, kita sudah sering menghadapi tawaran-tawaran yang masuk melalui gadget, apa saja termasuk tawaran untuk investasi. Ke depan, hal ini yang akan semakin Kompleks lagi."
Buku literasi keuangan tersebut sengaja dikemas dalam bentuk elektronik supaya lebih mudah diakses di mana saja dan kapan saja. "Kalau dalam bentuk buku kan susah distribusinya juga," katanya.(md.com)