RTH Embong Kembar Lumajang Tampakkan Eksotikanya Tiap Bulan September
Deretan tabebuya ketika bermekaran |
Deretan jalan tersebut terlihat berwarna warni. Ada putih, kuning, merah muda hingga ungu, layaknya musim semi di Jepang, seperti bunga sakura bermekaran.
Bagi masyarakat, tabebuya lebih dari sekadar bunga. Kehadirannya mengubah jalan kota menjadi ruang sosial, ruang rekreasi alami tanpa tiket masuk, sekaligus ruang budaya baru yang mempertemukan warga.
Momen ini hanya berlangsung sekitar dua pekan, sehingga setiap hari warga berbondong-bondong datang menikmati keindahannya. Ada yang datang bersama keluarga, ada pula yang sekadar singgah setelah pulang kerja.
Keindahan tabebuya ini bukan kebetulan, melainkan hasil upaya panjang Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang yang menanam dan merawat pohon-pohon tersebut. Menurut Sekretaris DLH Lumajang, Agus Rokhman Rozaq, September adalah musim terbaik tabebuya untuk bermekaran.
“Banyak warga datang berfoto, dan kami senang pohon-pohon ini bisa menghadirkan kebahagiaan sekaligus menambah kesejukan kota,” ujar Agus melalui keterangan pers yang diterima pada Minggu (14/9/2025).
DLH juga menyiapkan penataan kawasan Embong Kembar, meliputi perbaikan trotoar, lampu penerangan, hingga penataan pedagang kuliner agar kawasan ini tak hanya indah dipandang, tetapi juga nyaman dikunjungi dan mampu menghidupkan ekonomi lokal.
Agus menegaskan keindahan kota hanya bisa bertahan bila masyarakat ikut menjaga. “Jangan membakar sampah di sekitar pohon, jangan merusak, karena pohon-pohon ini penting bagi lingkungan. Semua punya tanggung jawab,” tegasnya.
Selain memberi keindahan, tabebuya juga berperan mengurangi polusi, memperbaiki kualitas udara, serta menjadi penyejuk alami di tengah meningkatnya suhu perkotaan. Fenomena musiman ini juga dinilai berpotensi menjadi daya tarik wisata tahunan layaknya festival bunga di luar negeri.
Lebih jauh lagi, tabebuya menjadi simbol identitas baru bagi Lumajang. Kota ini bukan hanya dikenal dengan gunung dan pantainya, tetapi juga ruang kotanya yang hijau, ramah, dan harmonis. Dengan kebersamaan pemerintah dan warga, Embong Kembar bisa tumbuh menjadi ikon kota yang bersih, indah, dan penuh makna.